on twitter

Selasa, Mei 15, 2018

ASKEP ILEUS OBSTRUKTIF


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Tn. Y
DENGAN PENYAKIT IILEUS OBSTRUKTIF
DI BANGSAL DAUN KELOR RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI




Disusun Oleh:
Aziyah Awwalia R (J210150087)
Melati Rizky (J210150089)
Endang Rusmawati (J210150094)
Amirul Jannah (J210150097)



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MEI 2018


ASUHAN KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.      Identitas pasien
Nama                                     : Tn. Y
No RM                                  : 14xxx
Umur                                     : 60 tahun
Pendidikan                            : SMA
Pekerjaan                               : Swasta
Agama                                   : Islam
Alamat                                  : Andong, Boyolali                                        
Pembiayaan                           : BPJS
Tanggal Masuk RS                : 23 April 2018 (pukul 13:00 WIB)
Tanggal Pengkajian               : 24 April 2018 (pukul 08:30 WIB)
Diagnosa Medis                    : Ilius Obstruktif Peritonotis

2.      Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan Utama:
Nyeri abdomen
b.      Riwayat kesehatan saat ini:
Pasien mengatakan masuk rumah sakit tanggal 23 April 2018. Sebelumnya pasien pernah di rawat di RSUD Pandan Arang juga selama 6 hari dengan diagnosa anemia. Setelah selang dua hari pasien di rawat lagi di RSUD Pandan Arang dengan keluhan nyeri perut menjalar ke atas dan tengah dan datangnya secara tiba – tiba.
c.       Riwayat kesehatan lalu:
Pasien mengatakan pernah menderita anemia dan juga di rawat di RSUD Pandan Arang



















Genogram
 







Keterangan:


 
                        : meninggal
                        : meninggal
                        : perempuan
                        : laki – laki













Pengkajaian:
NO
Gambaran Kasus
Gambaran Teori
Analisis
1
Pola penatalaksanaan kesehatan
a.    Pasien mengatakan sehat merupakan rezeki yang diberikan oleh Allah swt
b.    Pasien mengatakan sakit merupakan ujian bagi hamba-Nya untuk menguji kesabaran dan keimanannya
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan terhadap arti kesehatan. Persepsi terhadap arti dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, dan pengetahuan tentang praktek kesehatan,

Sudah mengerti dan menerima keadaan yang ada
2
Pola Nutrisi
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan di rumah makan 2 – 3 kali makan dalam sehari
Selama di RS :
Pasien menngatakan makan 1 – 2  kali dalam sehari
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit yang meliputi:
nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/muntah, kebutuhan jumlah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, makanan kesukaan
Karena mempunyai maslah di abdomen maka nafsu makan sedikit menurun
3
Pola Eliminasi
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan susah untuk BAB
Selama masuk RS:
Pasien megatakan susah juga untuk BAB dan kentut. Feses keras, baunya khas, warna hitam
Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus, kontipasi
Karena adanya sumbatan di dalam usus maka akan menghambat saluran pencernaan dan ini membuat terjadinya kontipasi
4
Pola Aktifitas latihan
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan saat di rumah masih bisa beraktivitas, mandi 2 kali sehari tidak di bantu keluarga.
Selama di RS:
 Pasien mengatakan hanya sibin di bantu keluarga sehari sekali.
Kelelahan dan ngantuk
Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan :
0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL
Karena saat dirumah belum merasakan sakit dan ADL bias melakukan sendiri. Tetapi saat dirumahsakit pasien merasakan nyeri dan di bantu keluarga
5
Pola tidur istirahat
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan saat belum sakit bisa tidur malam lebih dari 4 jam
saat masuk RS:
pasien mengatakan tidur kurang dari 4 jam karena lingkungan yang terlalu bising
Sulit untuk tidur karena nyeri di abdomen atau lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur dan istirahat

.mengapa sulit untuk tidur, karena merasakan sakit atau nyeri di abdomen yang terus menerus.
6
Pola kognitif – perseptual
Pasien mengatakan nyeri perut menjalar sampai pinggang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar sampai pinggang
S: 6
T: terusan

Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama(orang atau benda yang lain).Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10. Nyeri bagian abdomen dengan skala 4 keatas
Usus ada massanya yang menghambat saluran pencernaan menjadi kurang maksimal untuk bekerja terjadilah kontipasi, dan kontipasi ini salah satu yang membuat amdomen menjadi nyeri hebat.
7
Pola peran – tanggu jawab
Saat di rumah pasien bertanggung  jawab sebagai tulang punggu keluarga dan saat masuk RS terganggu.
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive atau agresif terhadap orang lain,masalah keuangan dll
Karena di rumah sakit pasien harus di rawat sepenuhnya jadi tanggung jawab sebagai kepala keluarga terganggu.
8
Pola seksual – reproduksi
Tn. Y memiliki memiliki anak berjumlah empat yang pertama laki –laki, kedua laki – laki, ketiga laki – laki dan keempat perempuan
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan seksualitas
Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital
-
10
Pola koping – toleransi stress
Sebelum masuk RS pasien mengatakan sedikit cemas
Selama masuk RS merasa tidak terlalu cemas dengan keadaannya sekarang karena pasien sudah di beritahu dokter tentang penyakitnya
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system Pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress
Sudah mengetahui penyakitnya yang membuat tidak terlalu cemas
11
Pola nilai – keyakinan
Pasien saat di rumah/ saat belum sakit ibadah sholat 5 waktu dan saat sakit pasien susah untuk beribadah dan memakai isyarat mata untuk sholat
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit

Karena nyeri di abdomen pasien susah untuk bangun dari tempat tidur

Pemeriksaan Fisik
  1. Abdomen
Inpeksi
Tidak adanya luka bekas operasi, tidak ada lesi
Auskultasi
Terdengan suara peristaltik (bising usus) 2x/menit
Palpasi
Nyeri tekan abdomen
Perkusi
Terdengar suara timpani

  1. Tanda – tanda vital
TD: 180/130 mmHg
N: 86x/m
RR: 24x/m
S: 37,1C
  1. Respirasi
Pola nafas: abnormal (takikardi)
Jenis pernafasan : pernafasan dada
Batuk: tidak
  1. Neorologi
Penglihatan: tidak ada kelainan (tidak menggunakan alat bantu)
Pendengaran: tidak ada kelainan
Bicara (Artikulasi): jelas
Sensorik: tidak ada kelainan
Motorik: tidak ada kelainan


  1. Abdomen
Inpeksi
Terlihat mual dan muntah, apakahdi abdomen ada bekas luka, lesi, bekas operasi, adanya tanda – tanda odem.
Auskultasi
Pada  ileus  obstruktif  pada  auskultasi  terdengar  kehadiran  episodic gemerincing  logam  bernada  tinggi  dan  gelora  (rush’)  diantara  masa tenang.  Tetapi setelah  beberapa  hari   dalam  perjalanan  penyakit dan usus
di  atas  telah  berdilatasi,  maka  aktivitas  peristaltik  (sehingga  juga  bising
usus)  bisa  tidak  ada  atau  menurun  parah. 
 Palpasi
Pada  palpasi  bertujuan  mencari  adanya  tanda  iritasi  peritoneum apapun  atau  nyeri  tekan,  yang  mencakup  ‘defance  musculair’  involunter atau  rebound  dan  pembengkakan  atau  massa  yang  abnormal  (Sabiston, 1995; Sabara, 2007).
Perkusi
Lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen. Jika perkusi terdengar timpani berarti perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara. Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ padat.

  1. Tanda – tanda vital
TD: 120/90 mmHg
N: 85x/m
RR: 25x/m
S: 36,8C
  1. Pernafasan
Peningkatan frekuensi napas (takikardi), napas pendek dan dangkal
  1. Neurologis
Penglihatan, pendengaran, sensorik, motorik, bicara normal


  1. Pemeriksaan abdomen
Kaena adanya kontipasi maka peristatik usus tidak normal dan adanya nyeri tekan. Dan di usus ada udara maka terdengar suara timpani
  1. Tanda – tanda vital
Karena sulit untuk tidur tanda – tanda vital meningkat lebh dari normal.
  1. Respirasi
Karena nyeri skala 6 denyut nadi naik sedikit tidak normal. Dan tekanan darah naik karena pasien tidak bias tidur saat dirumah sakit
  1. Neorulogis
Karena tidak ada riwayat neorologis semuanya normal
.



  1. Pemeriksaan penunjang
1.    Data laboratorium:
a.       Pemeriksaan Darah Lengkap
Nama pasien : Tn. Y
No. RM = 14xxx
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI NORMAL
Hemoglobin
12,2
14 – 18 g/dl
Lekosit
9400
4800 – 10800 /uL
LED
4
0 – 20 /mm
Hitung jenis sel


Esinofil%
0,6
1 – 3 %
Basofil%
0,3
0 – 1 %
Neutrofil batang%

1 – 6 %
Neutrofil segmen%
71,0
50 – 70 %
Limfosit%
22,2
20 – 40%
Monosit%
5,9
2 – 8 %
Hematrokrit
37,1
42 – 52 %
Protein plasma

6 – 8 g/dl
Trombosit
208
150 – 450 10^3/uL
Eritrosit
5,28
4,7 – 6,1 10^6/uL
MCV
70,3
80 – 100 f L
MCH
23,1
27 – 32 pg
MCHC
32,8
32 – 36 g/dl
RDW
24,0

KIMIA:


Ureum
31
10 – 50 mg/ dl
Creatinin
1,21
0,9 – 1.3 mg/ dl
SGOT
26
<35 U/L
SGPT
25
<41 U/L
IMUNUSEROLOGI
HBsAG

Non reaktif


2.      Pemeriksaan Radiologi
aHHasil: foto polos abdomen posisi erect dan left lateral decubitus. udara bebas dalam peritoneum dapat terlihat diatas proyeksi hepar

  1. Pengobatan
Hari / tanggal/ jam
Jenis terapi
Dosis
Golongan dan kandungan
Fungsi
Selasa, 24 April 2018
08:00 WIB

12:00 WIB
Infuse Clinpleic

 20 Tpm
Cairan elektrolit
Mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
Ceftriaxone

1 A/ 12 gr

Antibiotic
Menghentikan pertumbuhan bakteri
Ranitidine

1 A/8 gr

Antasida
Menurunkan sekresi asam lambung berlebih
Ondansentron
1 A/ 8gr



Cetorolac


1 A/ 8 gr


Analgesic
Mengurangi rasa nyeri
Rabu, 25 April 2018
08:00 WIB

12:00 WIB

Infuse Clinpleic
20 tpm
Cairan elektrolit
Mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
Ceftriaxone

1 A/ 12 gr

Antibiotic
Menghentikan pertumbuhan bakteri
Ranitidine

1 A/8 gr

Antasida
Menurunkan sekresi asam lambung berlebih
Ondansentron
1 A/ 8gr

Antiemetic
Mencegah dan mengobati mual dan muntah
Cetorolac


1 A/ 8 gr


Analgesic
Mengurangi rasa nyeri
27 april 2018
08:00 WIB


12:00 WIB

Infuse Clinpleic

 20 Tpm
Cairan elektrolit
Mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
Ceftriaxone

1 A/ 12 gr

Antibiotic
Menghentikan pertumbuhan bakteri
Ranitidine

1 A/8 gr

Antasida
Menurunkan sekresi asam lambung berlebih

Cetorolac


1 A/ 8 gr


Analgesic
Mengurangi rasa nyeri

  1. ANALISA DATA
No
Hari/ tanggal
Data
Problem
Etiologi
1
Selasa, 24 April 2018
(07:30 WIB)
DS: Pasien mengatakan nyeri perut menjalar sampai pinngang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
DO: Pasien tampak menahan nyeri ketika saya melakukan pengkajian skala 6
TD: 130/80 mmHg
I: tidak ada luka/ bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising usus 2x/m
P: terdengar suara timpani
P: nyeri tekan abdomen

Nyeri akut
distensi abdomen
2
13:00 WIB
DS: pasien mengatakan tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4 jam per hari karena lingkungan yang terlalu bising
DO:
a.         Pasien tampak menguap
b.        Ada warna hitam di lingkar mata pasien
c.         TTV
RR: 30x/m
N: 80 X/m
d.        Pasien tampak gelisah

Gannguan pola tidur
Ketidaknyamanan lingkungan

Rabu, 25 April 2018
(09:15 WIB)
DS: pasien mengatakan masih nyeri perut menjalar sampai ke pinggang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
DO: pasien masih terlihat menahan nyeri dengan skala 6
TD: 130/80 mmHg
I: tidak ada luka/ bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising usus 2x/m
P: terdengar suara timpani
P: nyeri tekan abdomen
Nyeri akut
distensi abdomen

11:00 WIB
DS: pasien mengatakan tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4 jam per hari karena lingkungan yang terlalu bising
DO:
a.    Pasien tampak menguap beberapakali
b.        mata pasien tampak merah karena kurang tidur dan terbaring di bed
c.         TTV
RR: 30x/m
N: 80 X/m
d.        Pasien tampak gelisah

Gannguan pola tidur
Ketidaknyamanan lingkungan

11:15 WIB
DS: Pasien mengatakan susah BAB, pasien juga mengatakan susah kentut, pasien mengatakan perut kembung
DO:
a.           pasien nyeri tekan abdomen
b.           penurunan volume feses, feses keras, warna kehitaman
c.                                adanya peristaltic usus
I: tidak ada luka/ bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising usus 2x/m
P: terdengar suara timpani
P: nyeri tekan abdomen
kontipasi
Massa di abdomen

Kamis, 26 april 2018
08:30 WIB
DS: pasien mengatakan masih nyeri di abdomen namun
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
DO: pasien tampak meringis kesakitan menehan nyeri skala 6
TTV:
TD: 150/80 mmHg
N: 89x/m
Tidur miring sambil memegangi perut
I: tidak ada luka/ bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising usus 2x/m
P: terdengar suara pekak
P: nyeri tekan abdomen
Nyeri akut
distensi abdomen

09:00 WIB
DS: Pasien mengatakan 3x BAB semenjak masuk RS dan veses keras, pasien juga mengatakan susah kentut
DO:
a.                                pasien nyeri abdomen
b.           penurunan volume feses, feses keras, warna feses hitam
c.            adanya peristaltic usus
I: tidak ada luka/ bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising usus 2x/m
P: terdengar suara timpani
P: nyeri tekan abdomen
kontipasi
Massa abdomen

09:15 WIB

DS: pasien mengatakan tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4 jam per hari
DO:
a.         mata pasien tampak merah karena kurang tidur
b.        TTV
RR: 30x/m
N: 80 X/m
c.         Pasien tampak begitu lemas 

Gangguan pola tidur
Ketidaknyamanan lingkungan

Diagnose keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen
2.      Kontipasi berhubungan dengan masa abdomen
3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan lingkungan


  1. INTERVENSI
NO
Diagnosa
Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
1
Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen
NOC:
a.       Kntrol nyeri
b.      Tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
a.       Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) menunjukkan).
b.      Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)Ekspresi nyeri wajah ( scor 3 sedang).
c.       Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
d.      Tanda vital dalam rentang normal.
e.       Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
NIC:
Manajemen nyeri:
a.    Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
b.    Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
c.    Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
d.   Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan, kelelahan, dan kurang pengetahuan)
e.    Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam (misalnya, farmakologi, non farmakologi, dan interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai dengan kebutuhan
f.     Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
g.    Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
h.    Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai pasien saat ini untuk menurunkan nyeri
i.      Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat
j.      Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan
k.    Beri tahu dokter, jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan pasien saat ini berubah signifikan dari pengalaman nyeri sebelumnya
l.      Monitor kepuasan pasien terhadap menejemen nyeri dalam interval yang spesifik
Pemberian Analgesik
a.    Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan
b.    Cek adanya riwayat alergi obat
c.    Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang sesuai ketika lebih dari satu diberikan
d.   Tentukan pilihan obat analgesik (narkotik, non narkotik, atau NSAID), berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
e.    Tentukan analgesik sebelumnya, rute pemberian dan dosis untuk mencapai hasil pengurangan nyeri yang optimal
f.     Pilih rute intervena dari pada rute intramuscular , untuk injeksi pengobatan nyeri yang sering, jika memungkinkan
g.    Monitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik narkotik pada pada pemberian dosis pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda yang tidak biasanya
h.    Berikan kebutuhan kenyemanan dan aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
i.      Susunan harapan yang positif mengenai keefektifan analgesik untuk mengoptimalkan respon pasien
j.      Evaluasi keefektifan analgesik dengan interval yang teratur pada setiap setelah pemberian khususnya setelah pemberian pertama kali, juga observasi adanya tanda dan gejala efek samping (misalnya, depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering dan konstipasi)
k.    Dokumentasi respon terhadap analgesik dan adanya efek samping
Terapi Relaksasi
a.     Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya music, meditasi, bernafas, dengan ritme, relaksasi rahang, dan relaksasi otot progresif)
b.    Tentukan apakah ada intervensi relaksasi domasa lalu yang sudah memberikan manfaat
c.     Pertimbangkan keinginan individu untuk berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi, pilihan, pengalaman masa lalu dan kontraindikasi, sebelum memilih strategi relaksasi tertentu
d.    Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
e.     Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaian yang longgar dan mata tertutup
f.     Dapatkan prilaku yang menunjukkan terjadiya relaksasi, misalnya napas dalam, menguap, pernapasan perut, atau bayangan yang menyenangkan
g.    Gunakan suara yang lembut, dengan irama yang lambat untuk setiap kata
h.    Dorong klien untuk mengulang praktik teknik relaksasi, jika memungkinkan
i.      Dorong pengulangan teknik praktik-praktik tertentu secara berkala
j.      Dorong kontrol sendiri ketika relaksasi dilakukan
k.    Evaluasi laporan individu terkait dengan relaksasi yang dicapai secara teratur , dan monitor ketegangan otot secara periodik, denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dengan tepat
l.      Gunakan relaksasi sebagai strategi tambahn dengan (penggunaan) obat-obatan nyeri atau sejalan dengan terapi lainnya dengan tepat
m. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi

2
Kontipasi berhubungan dengan masalah di abdomen
NOC:
  1. Kontinensi usus
  2. Status kenyamanan: fisik

Setelah dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
a.       Mempertahankan control pengeluaran feses.
b.      Mengenali untuk defekasi.
c.       Control terhadap gejala.
NIC:
Manajemen saluran cerna
  1. Catat tanggal BAB terahir
  2. Monitor buang air besar termasuk frekuemsi, kosistensi, bentuk, volume, warna dengan cara yang tepat
  3. Lapor peningkatan frekuwensi dan/ bising usus bernada tinggi
  4. Lapor berkurangnya bising usus
  5. Catat masalah BAB yang sudah ada sebelumnya, BAB rutin
  6. Memulai program saluran cerna, dengan cara yang tepat
Manajemen nutrisi
  1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhu kebutuhan gizi
  2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang di butuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
  3. Tentukan apa yang menjadi prevensi makanan bagi pasien
  4. Lakukan atau bantu pasien terkait perawatan mulut
Pengurangan perut kembung
a.       Jelaskan pada pasien bagaimana terjadi perut kembung dan cara menanganinya
b.      Ajarkan pasien untuk menghindari situasi yang menyebabkan masuknya udara berlebihan ke saluran cerna
c.       Monitor bising usus
d.      Monitor TTV
e.       Berikan obat pencahar, suposutoria atau enema jika di perlikan
3
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan lingkungan
NOC:
1.      Tidur
2.      Kepuasan: Lingkungan fisik

Setelah dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
Kriteria hasil :
1.    Mengontrol waktu jam tidur
2.    Meningkatkan kualitas tidur
3.    Perasaan segar setelah tidur

NIC:
Menejemen Lingkungan
1.    Pertimbangkan penempatan pasien pasien sikamar dengan beberapa tempat tidur (teman sekamar dengan masalah lingkungan yang sama bila memungkinkan)
2.    Cepat bertindak jika terdapat preferensi dan kebutuhan pasien (dan keluarga) untuk mendapatkan ketenangan dan istirahat, jika memungkinkan
3.    Berikan atau singkirkan selimut yang meningkatkan kenyamanan terhadap suhu, seperti yang diindikasikan
4.    Hindari paparan dan aliran udara yang tidak perlu, terlalu panas, maupun terlalu dingin
Peningkatan Tidur
1.    Monitor/ catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
2.    Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik(misalnya apnea tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri, dan frekuensi buang air kecil) dan/ atau psikologis (misalnya, ketakutan, atau kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur
3.    Sesuaikan dengan lingkungan (misalnya cahaya, kebisingan, suhu, kasue, dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidur
4.    Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju tidur
5.    Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang mengganggu tidur
6.    Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk non-farmakologi lainnya untuk memancing tidur
7.    Bantu meningkatkan jumlah jam tidur , jika diperlukan
8.    Anjurkan untuk tidur siang, jika diindikasikan untuk memenuhi kebutuhan tidur
9.    Kelompokkan kegiatan keperawatan untuk meminimalkan jumlah (jam) terbangun, memungkinkan untuk siklus tidur minimal 90 menit
10.            Sesuikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur/ siklus bangun pasien
11.            Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenal faktor yang berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (misalnya fisiologis, psikologis, pola hidup, perubahan shift kerja yang sering, perubahan zona waktu yang cepat, jam kerja yang panjang dan berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya)
12.            Dorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung (zat) penekan tidur REM
13.            Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur
14.            Berikan pamflet dengan informasi mengenai teknik untuk meningkatkan tidur

  1. IMPLEMENTASI
Tanggal
Jam
Implementasi
Respon
Paraf &  nama terang
Selasa, 24 April 2018
08:00 WIB
Mengopservasi keadaan umum
S: pasien mengatakan nyeri abdomen menjalar sampai punggu
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar sampai pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri dengan skala 6

Amirul, Endang

08:15 WIB
Mengantarkan pasien ke USG
S: Pasien mengatakan mau untuk di USG
O: pasien mengikuti perintah perawat
Endang

10:20 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Amirul

10:50 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Endang

11:30 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Amirul

15:15 WIB
Mengopservasi keadaan umum
S: Pasien masih mengatakan nyeri bagian abdomen, dan mengatakan perut kembung
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri abdomen skala 6, abdomen pasien terdengar bising usus

Melati

18.15 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Melati

16:00 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Melati

21:15 WIB
Mengopservasi keadaan umum
S: pasien mengatakan masih nyeri abdomen menjalar sampai punggu, belum bias BAB
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.

Aziyah

21:00 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Aziyah

21:30 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Aziyah

22:15 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Aziyah

05:00 WIB
Kolaborasi obat analgesic
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Aziyah
Rabu, 25 April 2018
08:00 WIB
Observasi keadaan umum pasien
S: pasien mengatakan masih nyeri abdomen menjalar sampai pinggang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.

Amirul, Endang

09:40 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Amirul

11:30 WIB
Kolaborasi obat analgesic
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Endang

15:00 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Melati

15:30 WIB
Observasi keadaan umum pasien
S: pasien mengatakan masih nyeri abdomen menjalar sampai punggu, Pasien mengatakan tidak bisatidur, tidur kurang dari 4 jam, karena lingkungan yang terlalu bising dan nyeri di perut
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 5
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.
Melati

16:00 WIB
Kolaborasi obat analgesic
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Melati

20:30 WIB
Mengopservasi keadaan umum
S: pasien mengatakan nyeri abdomen menjalar sampai punggu
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar sampai pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.

Aziyah

20:45 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Aziyah

05:00 WIB
Kolaborasi obat analgesic
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Aziyah

10:15 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Amirul

10:20 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Amirul

11:30 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Amirul
Kamis, 27 april 2018
20:15 WIB
Mengopservasi keadaan umum
S: Pasien masih mengatakan nyeri bagian abdomen, dan mengatakan perut kembung
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri abdomen, abdomen pasien terdengar bising usus

Melati

20:45 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Melati

21:00 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Melati

05:00 WIB
Kolaborasi obat analgesik
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Melati

06:15 WIB
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
Melati

02:00 WIB
Menggati flabot yang habis
S: Pasien mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien mengikuti perintah perawat
Melati

05:00 WIB
Kolaborasi obat analgesic
S: Pasien mengatakan bersedia di suntik obat intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik anakgesik
Melati

  1. EVALUASI
No
Hari & tanggal
Evaluasi
1
Selasa, 24 April 2018
S: Pasien mengatakan nyeri pada abdomen menjalar samapia pinggang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk – tusuk
R: menjalar samapi pinggang
S: 5
T: terusan
O: pasien nampak menahan nyeri
A: nyeri akut belum teratasi
P: berikan cara tehnik relaksasi nafas dalamdan lanjutkan advis dokter
2
Rabu, 25 April 2018
S: Pasien mengatakan sudah bisa untuk tidur walaupun tidak lama
O: Mata pasien tampak merah, pasien tampak lemas
TTV:
TD: 180/130 mmHg
N: 80 x/m
RR: 21x/m
S: 37 C
A: setelah 3 hari dirawat masalah pasien teratasi sebagian
P: Anjurkan pasien untuk lebih tenang dengan penyakitnya dan ciptkan lingkungan yang aman dan nyaman
3
Kamis, 26 april 2018
S: Paien mengatakan sulit untuk BAB dan kentut
O: feses keras, perut kembung, terdapat bising usus atau peristaltic usus, feses keras, warna kehitaman
A: masalah kontipasi belum teratasi
P: kolaborasi obat pencahar dengan dokter dan kolaborasi nutrisi dengan ahli gizi