on twitter

Selasa, Mei 28, 2013

Cerita rakyat LEGENDA MATANGIN


LEGENDA MATANGIN
Di sebuah tempat di daerah pandar mawan tempatnya kurang lebih 43 KM dari desa pandar mawan terdapat mitos tentang sebuah kerajaan makhluk baik. Konon diceritakan bahwa di sungai mberan desa pandar mawan yaitu patek singgo yang dikuasai oleh titisan dari dewa angin. Pada zaman dahulu sebuah hutan belantara yang tak jauh dari muara sungai hiduplah sepasang suami istri yaitu nyai pingit dan ki marto. Nyai pingit adalah keturunan dari mahkluk gaib yang tinggal di kawasan bukit senja namun karena ia jatuh cinta dengan ki marto keturunan manusia biasa maka ia diusir dari kerajaan sensa. Demi suami tercintanya nyai pingit rela meninggalkan keluarganya hingga ahirnya mereka tinggal di hutan dekat sungai MANDARAN. Karena saling mencintai hidup pasangan suami istri sangat rukun. Dalam kebersamaan. Setelah sekian lama bersama mereka menyadari belum juga dikaruniai keturunan. Mereka sudah melakukan apapun. Sampai suatu malam nyai pingit bermimpi ia akan mendapatkan keturunan yang di titiskan oleh dewa angin namun untuk memperoleh ia harus melakukan ritual pertapaan itu dilakukan di sebuah batu di tepi sungai mandaran sebelah hulu di malam bulan purnama. sampai pada suatu malam dimana pada malam itu merupakan bulan purnama yang telah di tunggu-tunggu oleh nyai pingit. Dengan mengendap-ngendap meninggalkan suaminya menyusuri tepi sungai mandaran dan mencari batu besar sebagai tempat ritual pertapaan. Setelah menemukan ia mencari jalan naik. Tiba-tiba terdengar seruan nyai pingit jika kau ingin mendapatkan seorang anak maka lakukanlah ritual selama sembilan hari sembilan malam menghadap matahari terbit’’ mendengar suara itu nyai pingit semakin yakin. Suami yang ditinggalkan panik. Ketika hari mulai terang ia mencari istrinya.
‘’ nyai dimana kamu!’’ memanggil nama istrinya namun tak ada jawaban. Ketika melamun nasibnya yang di tinggal istrinya ia sangat panik, dan pergi menyusuri hutan untuk mencari istrinya tetapi tak ada. Sampai ahirnya ia berjalan di sebuah rawa dan di hadang srigala buas. Mereka saling bergelut di tanah rawa yang berlumpur. Dalam perkelahian itu ki marto tewas.
Hari demi hari pertapaan itu selesai tiba-tiba angin bertiup. Kemudian terdengan suara  ‘’ nyai pingit sekarang kamu telah mendapatkan yang kamu inginkan. Tugasmu adalah menjaga titisanku. Karena suatu saat ia akan menjadi pembawa kedamaian’’ mendengar suara itu nyi pingut semakin yakin kalau ia telah mengandung. Ia pulang membawa kejutan kepada suaminya. Sesampai dirumah ia kaget melihat keadaan rumah sepi. Ia berteriak ‘’ abang-abang dimana saya membawa berita gembira untuk abang.’’ Tetapi tak ada jawaban. Beberapa kemudian nyai pingit melahirkanbayi laki-laki yang diberi nama matangin.
Nyi pingit merawatnya hingga dewasa dan tumbung menjadi seorang anak yang tampan dan baik hati. Dan ia sesekali berburu. Dalam perjalanan menyusuri hutan menuju tempat pertapaan tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik yang sedang mencari makan. Ketika sedang duduk melepas lelah di sebuah pondok kecil angin bertiup sepoi-sepoi udara menjadi semakin sejuk menambah kenikmatan. Di sebuah perkampungan matangin berjalan-jalan, tetapi ia dihadang oleh raja penguasa kampung itu dan mereka saling beradu dan ahirnya raja itu tewas rakyat disana sangat berterimakasih kepada matangin dan ia diangkat sebagai raja.

BY: NADYA LUSIAIWA

Tidak ada komentar: