ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN Tn. Y
DENGAN PENYAKIT IILEUS OBSTRUKTIF
DI BANGSAL DAUN KELOR RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Disusun Oleh:
Aziyah Awwalia R (J210150087)
Melati Rizky (J210150089)
Endang Rusmawati (J210150094)
Amirul Jannah (J210150097)
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1.
Identitas
pasien
Nama : Tn.
Y
No
RM : 14xxx
Umur : 60 tahun
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama :
Islam
Alamat : Andong,
Boyolali
Pembiayaan :
BPJS
Tanggal Masuk RS :
23
April 2018 (pukul 13:00 WIB)
Tanggal Pengkajian :
24 April 2018 (pukul 08:30 WIB)
Diagnosa Medis : Ilius Obstruktif Peritonotis
2.
Riwayat
Kesehatan
a.
Keluhan Utama:
Nyeri abdomen
b.
Riwayat
kesehatan saat ini:
Pasien mengatakan masuk
rumah sakit tanggal 23 April 2018. Sebelumnya pasien pernah di rawat di RSUD Pandan Arang juga selama 6 hari dengan diagnosa
anemia. Setelah selang dua hari pasien di rawat lagi di RSUD Pandan Arang
dengan keluhan nyeri perut menjalar ke atas dan tengah dan datangnya secara
tiba – tiba.
c.
Riwayat
kesehatan lalu:
Pasien mengatakan pernah menderita
anemia dan juga di
rawat di RSUD Pandan Arang
Genogram
Keterangan:
:
meninggal
: meninggal
:
perempuan
: laki – laki
Pengkajaian:
NO
|
Gambaran Kasus
|
Gambaran Teori
|
Analisis
|
1
|
Pola
penatalaksanaan
kesehatan
a.
Pasien mengatakan sehat merupakan rezeki yang
diberikan oleh Allah swt
b.
Pasien mengatakan sakit merupakan ujian bagi
hamba-Nya untuk menguji kesabaran dan keimanannya
|
Menggambarkan
persepsi, pemeliharaan
dan penanganan terhadap arti kesehatan. Persepsi
terhadap arti dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan
menyusun tujuan, dan pengetahuan
tentang praktek kesehatan,
|
Sudah
mengerti dan menerima keadaan yang ada
|
2
|
Pola Nutrisi
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan di rumah makan 2 – 3 kali makan dalam
sehari
Selama di RS :
Pasien menngatakan makan 1 – 2 kali dalam sehari
|
Menggambarkan masukan
nutrisi,
balance cairan dan elektrolit yang meliputi:
nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/muntah, kebutuhan jumlah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, makanan kesukaan |
Karena mempunyai
maslah di abdomen maka nafsu makan sedikit menurun
|
3
|
Pola Eliminasi
Sebelum
masuk RS:
Pasien mengatakan susah untuk BAB
Selama masuk RS:
Pasien megatakan susah juga untuk BAB dan kentut. Feses
keras, baunya khas, warna hitam
|
Distensi
abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus, kontipasi
|
Karena adanya
sumbatan di dalam usus maka akan menghambat saluran pencernaan dan ini
membuat terjadinya kontipasi
|
4
|
Pola Aktifitas
latihan
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan saat di rumah masih bisa beraktivitas, mandi 2 kali sehari tidak di bantu
keluarga.
Selama di RS:
Pasien
mengatakan
hanya sibin di bantu keluarga sehari sekali.
|
Kelelahan
dan ngantuk
Kemampuan
klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan :
0:
mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan
alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL
|
Karena saat
dirumah belum merasakan sakit dan ADL bias melakukan sendiri. Tetapi saat
dirumahsakit pasien merasakan nyeri dan di bantu keluarga
|
5
|
Pola tidur
istirahat
Sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan saat belum sakit bisa
tidur malam lebih dari 4 jam
saat masuk RS:
pasien mengatakan tidur kurang dari 4 jam karena
lingkungan yang terlalu bising
|
Sulit
untuk tidur karena nyeri di abdomen atau lingkungan yang tidak mendukung
untuk tidur dan istirahat
|
.mengapa sulit
untuk tidur, karena merasakan sakit atau nyeri di abdomen yang terus menerus.
|
6
|
Pola kognitif – perseptual
Pasien
mengatakan nyeri perut menjalar sampai pinggang
P: Nyeri
abdomen
Q: Seperti di
tusuk – tusuk
R: menjalar
sampai
pinggang
S: 6
T: terusan
|
Menjelaskan
Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian
fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap
tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat
klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama(orang atau benda
yang lain).Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan
untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10. Nyeri bagian abdomen dengan skala
4 keatas
|
Usus ada
massanya yang menghambat saluran pencernaan menjadi kurang maksimal untuk
bekerja terjadilah kontipasi, dan kontipasi ini salah satu yang membuat
amdomen menjadi nyeri hebat.
|
7
|
Pola peran –
tanggu jawab
Saat di rumah
pasien bertanggung jawab sebagai
tulang punggu keluarga dan saat masuk RS terganggu.
|
Menggambarkan
dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan
masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah,
tingkah laku yang passive atau agresif terhadap orang lain,masalah keuangan
dll
|
Karena di
rumah sakit pasien harus di rawat sepenuhnya jadi tanggung jawab sebagai
kepala keluarga terganggu.
|
8
|
Pola seksual –
reproduksi
Tn. Y memiliki memiliki anak berjumlah empat yang
pertama laki –laki, kedua laki – laki, ketiga laki – laki dan keempat
perempuan
|
Menggambarkan
kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan seksualitas
Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital |
-
|
10
|
Pola koping –
toleransi stress
Sebelum masuk RS pasien mengatakan sedikit cemas
Selama masuk RS merasa tidak terlalu cemas dengan keadaannya sekarang karena pasien
sudah di beritahu dokter tentang penyakitnya
|
Menggambarkan
kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system Pendukung. Penggunaan
obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak
mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress
|
Sudah
mengetahui penyakitnya yang membuat tidak terlalu cemas
|
11
|
Pola nilai –
keyakinan
Pasien saat di
rumah/ saat belum sakit ibadah sholat 5 waktu dan saat sakit pasien susah
untuk beribadah dan memakai isyarat mata untuk sholat
|
Menggambarkan
dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap
dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti
melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan
dalam agama selama sakit
|
Karena nyeri
di abdomen pasien susah untuk bangun dari tempat tidur
|
|
Pemeriksaan
Fisik
Inpeksi
Tidak adanya
luka bekas operasi, tidak ada lesi
Auskultasi
Terdengan
suara peristaltik (bising usus) 2x/menit
Palpasi
Nyeri tekan
abdomen
Perkusi
Terdengar
suara timpani
TD:
180/130 mmHg
N:
86x/m
RR:
24x/m
S:
37,1C
Pola
nafas: abnormal (takikardi)
Jenis
pernafasan : pernafasan dada
Batuk:
tidak
Penglihatan:
tidak ada kelainan (tidak menggunakan alat bantu)
Pendengaran:
tidak ada kelainan
Bicara
(Artikulasi): jelas
Sensorik:
tidak ada kelainan
Motorik:
tidak ada kelainan
|
Inpeksi
Terlihat
mual dan muntah, apakahdi abdomen ada bekas luka, lesi, bekas operasi, adanya
tanda – tanda odem.
Auskultasi
Pada
ileus obstruktif pada auskultasi terdengar
kehadiran episodic gemerincing logam bernada
tinggi dan gelora (rush’) diantara masa tenang. Tetapi setelah
beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan
usus
di
atas telah berdilatasi, maka aktivitas
peristaltik (sehingga juga bising
usus)
bisa tidak ada atau menurun parah.
Palpasi
Pada
palpasi bertujuan mencari adanya tanda
iritasi peritoneum apapun atau nyeri
tekan, yang mencakup ‘defance musculair’
involunter atau
rebound dan pembengkakan atau massa yang
abnormal (Sabiston, 1995;
Sabara, 2007).
Perkusi
Lakukan
perkusi pada kesembilan regio abdomen. Jika perkusi terdengar timpani berarti
perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara. Jika terdengar pekak,
berarti perkusi mengenai organ padat.
TD:
120/90 mmHg
N:
85x/m
RR:
25x/m
S:
36,8C
Peningkatan frekuensi napas
(takikardi), napas pendek dan dangkal
Penglihatan,
pendengaran, sensorik, motorik, bicara normal
|
Kaena
adanya kontipasi maka peristatik usus tidak normal dan adanya nyeri tekan.
Dan di usus ada udara maka terdengar suara timpani
Karena
sulit untuk tidur tanda – tanda vital meningkat lebh dari normal.
Karena
nyeri skala 6 denyut nadi naik sedikit tidak normal. Dan tekanan darah naik
karena pasien tidak bias tidur saat dirumah sakit
Karena
tidak ada riwayat neorologis semuanya normal
.
|
- Pemeriksaan penunjang
1.
Data
laboratorium:
a.
Pemeriksaan
Darah Lengkap
Nama
pasien : Tn.
Y
No.
RM = 14xxx
PEMERIKSAAN
|
HASIL
|
NILAI NORMAL
|
Hemoglobin
|
12,2
|
14 – 18 g/dl
|
Lekosit
|
9400
|
4800 – 10800
/uL
|
LED
|
4
|
0 – 20 /mm
|
Hitung jenis
sel
|
|
|
Esinofil%
|
0,6
|
1 – 3 %
|
Basofil%
|
0,3
|
0 – 1 %
|
Neutrofil
batang%
|
|
1 – 6 %
|
Neutrofil
segmen%
|
71,0
|
50 – 70 %
|
Limfosit%
|
22,2
|
20 – 40%
|
Monosit%
|
5,9
|
2 – 8 %
|
Hematrokrit
|
37,1
|
42 – 52 %
|
Protein plasma
|
|
6 – 8 g/dl
|
Trombosit
|
208
|
150 – 450
10^3/uL
|
Eritrosit
|
5,28
|
4,7 – 6,1
10^6/uL
|
MCV
|
70,3
|
80 – 100 f L
|
MCH
|
23,1
|
27 – 32 pg
|
MCHC
|
32,8
|
32 – 36 g/dl
|
RDW
|
24,0
|
|
KIMIA:
|
|
|
Ureum
|
31
|
10 – 50 mg/ dl
|
Creatinin
|
1,21
|
0,9 – 1.3 mg/
dl
|
SGOT
|
26
|
<35 U/L
|
SGPT
|
25
|
<41 U/L
|
IMUNUSEROLOGI
HBsAG
|
Non reaktif
|
|
2.
Pemeriksaan
Radiologi
Hasil: foto
polos abdomen posisi erect dan left lateral decubitus. udara bebas dalam
peritoneum dapat terlihat diatas proyeksi hepar
- Pengobatan
Hari /
tanggal/ jam
|
Jenis terapi
|
Dosis
|
Golongan dan
kandungan
|
Fungsi
|
Selasa, 24
April 2018
08:00 WIB
12:00 WIB
|
Infuse
Clinpleic
|
20 Tpm
|
Cairan
elektrolit
|
Mengatasi
deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
|
Ceftriaxone
|
1 A/ 12 gr
|
Antibiotic
|
Menghentikan pertumbuhan bakteri
|
|
Ranitidine
|
1 A/8 gr
|
Antasida
|
Menurunkan
sekresi asam lambung berlebih
|
|
Ondansentron
|
1 A/ 8gr
|
|
|
|
Cetorolac
|
1 A/ 8 gr
|
Analgesic
|
Mengurangi
rasa nyeri
|
|
Rabu, 25 April
2018
08:00 WIB
12:00 WIB
|
Infuse
Clinpleic
|
20 tpm
|
Cairan
elektrolit
|
Mengatasi
deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
|
Ceftriaxone
|
1 A/ 12 gr
|
Antibiotic
|
Menghentikan pertumbuhan bakteri
|
|
Ranitidine
|
1 A/8 gr
|
Antasida
|
Menurunkan
sekresi asam lambung berlebih
|
|
Ondansentron
|
1 A/ 8gr
|
Antiemetic
|
Mencegah dan
mengobati mual dan muntah
|
|
Cetorolac
|
1 A/ 8 gr
|
Analgesic
|
Mengurangi
rasa nyeri
|
|
27 april 2018
08:00 WIB
12:00 WIB
|
Infuse
Clinpleic
|
20 Tpm
|
Cairan
elektrolit
|
Mengatasi
deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi oral
|
Ceftriaxone
|
1 A/ 12 gr
|
Antibiotic
|
Menghentikan pertumbuhan bakteri
|
|
Ranitidine
|
1 A/8 gr
|
Antasida
|
Menurunkan
sekresi asam lambung berlebih
|
|
|
Cetorolac
|
1 A/ 8 gr
|
Analgesic
|
Mengurangi
rasa nyeri
|
- ANALISA DATA
No
|
Hari/ tanggal
|
Data
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
Selasa, 24 April 2018
(07:30 WIB)
|
DS: Pasien mengatakan
nyeri perut menjalar sampai pinngang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk –
tusuk
R: menjalar samapi
pinggang
S: 6
T: terusan
DO: Pasien tampak
menahan nyeri ketika saya melakukan pengkajian skala 6
TD: 130/80 mmHg
I: tidak ada luka/
bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising
usus 2x/m
P: terdengar suara timpani
P: nyeri tekan
abdomen
|
Nyeri akut
|
distensi abdomen
|
2
|
13:00 WIB
|
DS: pasien mengatakan
tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4
jam per hari karena lingkungan yang terlalu bising
DO:
a.
Pasien tampak menguap
b.
Ada warna hitam di lingkar mata
pasien
c.
TTV
RR:
30x/m
N:
80 X/m
d.
Pasien tampak gelisah
|
Gannguan pola tidur
|
Ketidaknyamanan
lingkungan
|
|
Rabu, 25 April 2018
(09:15 WIB)
|
DS: pasien mengatakan
masih nyeri perut menjalar sampai ke pinggang
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk –
tusuk
R: menjalar samapi
pinggang
S: 6
T: terusan
DO: pasien masih
terlihat menahan nyeri dengan skala 6
TD: 130/80 mmHg
I: tidak ada luka/
bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising
usus 2x/m
P: terdengar suara
timpani
P: nyeri tekan
abdomen
|
Nyeri akut
|
distensi abdomen
|
|
11:00 WIB
|
DS: pasien mengatakan
tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4
jam per hari karena lingkungan yang terlalu bising
DO:
a. Pasien
tampak menguap beberapakali
b.
mata pasien tampak merah karena
kurang tidur dan terbaring di bed
c.
TTV
RR:
30x/m
N:
80 X/m
d.
Pasien tampak gelisah
|
Gannguan pola tidur
|
Ketidaknyamanan
lingkungan
|
|
11:15 WIB
|
DS: Pasien mengatakan
susah BAB, pasien juga mengatakan susah kentut, pasien mengatakan perut
kembung
DO:
a.
pasien nyeri tekan abdomen
b.
penurunan volume feses, feses
keras, warna kehitaman
c.
adanya peristaltic usus
I: tidak ada luka/
bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising
usus 2x/m
P: terdengar suara
timpani
P:
nyeri tekan abdomen
|
kontipasi
|
Massa di abdomen
|
|
Kamis, 26 april 2018
08:30 WIB
|
DS: pasien mengatakan
masih nyeri di abdomen namun
P: Nyeri abdomen
Q: Seperti di tusuk –
tusuk
R: menjalar samapi
pinggang
S: 6
T: terusan
DO: pasien tampak
meringis kesakitan menehan nyeri skala 6
TTV:
TD: 150/80 mmHg
N: 89x/m
Tidur miring sambil
memegangi perut
I: tidak ada luka/
bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising
usus 2x/m
P: terdengar suara
pekak
P: nyeri tekan
abdomen
|
Nyeri akut
|
distensi abdomen
|
|
09:00 WIB
|
DS: Pasien mengatakan
3x BAB semenjak masuk RS dan veses keras, pasien juga mengatakan susah kentut
DO:
a.
pasien nyeri abdomen
b.
penurunan volume feses, feses
keras, warna feses hitam
c.
adanya peristaltic usus
I: tidak ada luka/
bekas operasi, tidak ada jejas
A: terdengar bising
usus 2x/m
P: terdengar suara
timpani
P:
nyeri tekan abdomen
|
kontipasi
|
Massa abdomen
|
|
09:15 WIB
|
DS: pasien mengatakan
tidak bisa tidur malam ataupun siang, pasien mengatakan tidur kurang dari 4
jam per hari
DO:
a.
mata pasien tampak merah karena
kurang tidur
b.
TTV
RR:
30x/m
N:
80 X/m
c.
Pasien tampak begitu lemas
|
Gangguan pola tidur
|
Ketidaknyamanan
lingkungan
|
Diagnose
keperawatan
1.
Nyeri
akut berhubungan dengan distensi abdomen
2.
Kontipasi
berhubungan dengan masa abdomen
3.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan lingkungan
- INTERVENSI
NO
|
Diagnosa
|
Kriteria Hasil
(NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
1
|
Nyeri akut
berhubungan dengan distensi abdomen
|
NOC:
a.
Kntrol nyeri
b.
Tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan untuk
mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
a.
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) menunjukkan).
b.
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)Ekspresi nyeri wajah ( scor 3 sedang).
c.
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
d.
Tanda vital dalam rentang normal.
e.
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri.
|
NIC:
Manajemen
nyeri:
a.
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
b.
Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau memperberat nyeri
c.
Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
akibat prosedur
d.
Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan, kelelahan, dan
kurang pengetahuan)
e.
Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam
(misalnya, farmakologi, non farmakologi, dan interpersonal) untuk
memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai dengan kebutuhan
f.
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
g.
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
h.
Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai
pasien saat ini untuk menurunkan nyeri
i.
Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri
bertambah berat
j.
Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol
nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan
k.
Beri tahu dokter, jika tindakan tidak berhasil
atau jika keluhan pasien saat ini berubah signifikan dari pengalaman nyeri
sebelumnya
l.
Monitor kepuasan pasien terhadap menejemen nyeri
dalam interval yang spesifik
Pemberian Analgesik
a.
Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesik yang diresepkan
b.
Cek adanya riwayat alergi obat
c.
Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang
sesuai ketika lebih dari satu diberikan
d.
Tentukan pilihan obat analgesik (narkotik, non
narkotik, atau NSAID), berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
e.
Tentukan analgesik sebelumnya, rute pemberian dan
dosis untuk mencapai hasil pengurangan nyeri yang optimal
f.
Pilih rute intervena dari pada rute intramuscular
, untuk injeksi pengobatan nyeri yang sering, jika memungkinkan
g.
Monitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan
analgesik narkotik pada pada pemberian dosis pertama kali atau jika ditemukan
tanda-tanda yang tidak biasanya
h.
Berikan kebutuhan kenyemanan dan aktivitas lain
yang dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
i.
Susunan harapan yang positif mengenai keefektifan
analgesik untuk mengoptimalkan respon pasien
j.
Evaluasi keefektifan analgesik dengan interval
yang teratur pada setiap setelah pemberian khususnya setelah pemberian
pertama kali, juga observasi adanya tanda dan gejala efek samping (misalnya,
depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering dan konstipasi)
k.
Dokumentasi respon terhadap analgesik dan adanya
efek samping
Terapi Relaksasi
a.
Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi
serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya music, meditasi, bernafas,
dengan ritme, relaksasi rahang, dan relaksasi otot progresif)
b.
Tentukan apakah ada intervensi relaksasi domasa
lalu yang sudah memberikan manfaat
c.
Pertimbangkan keinginan individu untuk
berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi, pilihan, pengalaman masa lalu dan
kontraindikasi, sebelum memilih strategi relaksasi tertentu
d.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika
memungkinkan
e.
Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman
dengan pakaian yang longgar dan mata tertutup
f.
Dapatkan prilaku yang menunjukkan terjadiya
relaksasi, misalnya napas dalam, menguap, pernapasan perut, atau bayangan
yang menyenangkan
g.
Gunakan suara yang lembut, dengan irama yang
lambat untuk setiap kata
h.
Dorong klien untuk mengulang praktik teknik
relaksasi, jika memungkinkan
i.
Dorong pengulangan teknik praktik-praktik tertentu
secara berkala
j.
Dorong kontrol sendiri ketika relaksasi dilakukan
k.
Evaluasi laporan individu terkait dengan relaksasi
yang dicapai secara teratur , dan monitor ketegangan otot secara periodik,
denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dengan tepat
l.
Gunakan relaksasi sebagai strategi tambahn dengan
(penggunaan) obat-obatan nyeri atau sejalan dengan terapi lainnya dengan
tepat
m.
Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi
relaksasi
|
2
|
Kontipasi
berhubungan dengan masalah di abdomen
|
NOC:
Setelah dilakukan tindakan untuk
mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
a.
Mempertahankan control pengeluaran feses.
b.
Mengenali untuk defekasi.
c.
Control terhadap gejala.
|
NIC:
Manajemen saluran cerna
Manajemen
nutrisi
Pengurangan perut kembung
a.
Jelaskan pada pasien bagaimana terjadi perut
kembung dan cara menanganinya
b.
Ajarkan pasien untuk menghindari situasi yang
menyebabkan masuknya udara berlebihan ke saluran cerna
c.
Monitor bising usus
d.
Monitor TTV
e.
Berikan obat pencahar, suposutoria atau enema jika
di perlikan
|
3
|
Gangguan pola
tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan lingkungan
|
NOC:
1.
Tidur
2.
Kepuasan: Lingkungan fisik
Setelah dilakukan tindakan untuk
mengurangi nyeri selama 3x24 jam pasien di harapkan:
Kriteria hasil
:
1.
Mengontrol waktu jam tidur
2.
Meningkatkan kualitas tidur
3.
Perasaan segar setelah tidur
|
NIC:
Menejemen Lingkungan
1.
Pertimbangkan penempatan pasien pasien sikamar
dengan beberapa tempat tidur (teman sekamar dengan masalah lingkungan yang
sama bila memungkinkan)
2.
Cepat bertindak jika terdapat preferensi dan
kebutuhan pasien (dan keluarga) untuk mendapatkan ketenangan dan istirahat,
jika memungkinkan
3.
Berikan atau singkirkan selimut yang meningkatkan
kenyamanan terhadap suhu, seperti yang diindikasikan
4.
Hindari paparan dan aliran udara yang tidak perlu,
terlalu panas, maupun terlalu dingin
Peningkatan Tidur
1.
Monitor/ catat pola tidur pasien dan jumlah jam
tidur
2.
Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi
fisik(misalnya apnea tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri, dan frekuensi buang
air kecil) dan/ atau psikologis (misalnya, ketakutan, atau kecemasan) keadaan
yang mengganggu tidur
3.
Sesuaikan dengan lingkungan (misalnya cahaya,
kebisingan, suhu, kasue, dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidur
4.
Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk
memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju tidur
5.
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum
tidur dan minuman yang mengganggu tidur
6.
Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot
autogenik atau bentuk non-farmakologi lainnya untuk memancing tidur
7.
Bantu meningkatkan jumlah jam tidur , jika
diperlukan
8.
Anjurkan untuk tidur siang, jika diindikasikan
untuk memenuhi kebutuhan tidur
9.
Kelompokkan kegiatan keperawatan untuk
meminimalkan jumlah (jam) terbangun, memungkinkan untuk siklus tidur minimal
90 menit
10.
Sesuikan jadwal pemberian obat untuk mendukung
tidur/ siklus bangun pasien
11.
Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenal faktor
yang berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (misalnya fisiologis,
psikologis, pola hidup, perubahan shift kerja yang sering, perubahan zona
waktu yang cepat, jam kerja yang panjang dan berlebihan, dan faktor
lingkungan lainnya)
12.
Dorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
(zat) penekan tidur REM
13.
Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai
teknik untuk meningkatkan tidur
14.
Berikan pamflet dengan informasi mengenai teknik
untuk meningkatkan tidur
|
- IMPLEMENTASI
Tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
Paraf & nama terang
|
Selasa, 24
April 2018
|
08:00 WIB
|
Mengopservasi
keadaan umum
|
S: pasien
mengatakan nyeri abdomen menjalar sampai punggu
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar sampai pinggang
S:
6
T:
terusan
O: Pasien
tampak menahan nyeri dengan skala 6
|
Amirul, Endang
|
|
08:15 WIB
|
Mengantarkan
pasien ke USG
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk di USG
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Endang
|
|
10:20 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Amirul
|
|
10:50 WIB
|
Menggati flabot
yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Endang
|
|
11:30 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Amirul
|
|
15:15 WIB
|
Mengopservasi
keadaan umum
|
S: Pasien masih mengatakan nyeri bagian
abdomen, dan mengatakan perut kembung
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar samapi pinggang
S:
6
T:
terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri abdomen
skala 6, abdomen pasien terdengar bising usus
|
Melati
|
|
18.15 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Melati
|
|
16:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Melati
|
|
21:15 WIB
|
Mengopservasi
keadaan umum
|
S: pasien
mengatakan masih nyeri abdomen menjalar sampai punggu, belum bias BAB
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar samapi pinggang
S:
6
T:
terusan
O: Pasien
tampak menahan nyeri.
|
Aziyah
|
|
21:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Aziyah
|
|
21:30 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Aziyah
|
|
22:15 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Aziyah
|
|
05:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesic
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Aziyah
|
Rabu, 25 April
2018
|
08:00 WIB
|
Observasi
keadaan umum pasien
|
S: pasien mengatakan masih nyeri abdomen
menjalar sampai pinggang
P: Nyeri
abdomen
Q: Seperti di
tusuk – tusuk
R: menjalar
samapi pinggang
S: 6
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.
|
Amirul, Endang
|
|
09:40 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Amirul
|
|
11:30 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesic
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Endang
|
|
15:00 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Melati
|
|
15:30 WIB
|
Observasi
keadaan umum pasien
|
S: pasien mengatakan masih nyeri abdomen
menjalar sampai punggu, Pasien mengatakan tidak bisatidur, tidur kurang dari
4 jam, karena lingkungan yang terlalu bising dan nyeri di perut
P: Nyeri
abdomen
Q: Seperti di
tusuk – tusuk
R: menjalar
samapi pinggang
S: 5
T: terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri.
|
Melati
|
|
16:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesic
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Melati
|
|
20:30 WIB
|
Mengopservasi
keadaan umum
|
S: pasien
mengatakan nyeri abdomen menjalar sampai punggu
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar sampai pinggang
S:
6
T:
terusan
O: Pasien
tampak menahan nyeri.
|
Aziyah
|
|
20:45 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Aziyah
|
|
05:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesic
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Aziyah
|
|
10:15 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Amirul
|
|
10:20 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Amirul
|
|
11:30 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Amirul
|
Kamis, 27
april 2018
|
20:15 WIB
|
Mengopservasi
keadaan umum
|
S: Pasien masih mengatakan nyeri bagian
abdomen, dan mengatakan perut kembung
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar samapi pinggang
S:
6
T:
terusan
O: Pasien tampak menahan nyeri abdomen,
abdomen pasien terdengar bising usus
|
Melati
|
|
20:45 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Melati
|
|
21:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Melati
|
|
05:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesik
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Melati
|
|
06:15 WIB
|
Memberitahukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
O: pasien mengikuti perintah perawat
|
Melati
|
|
02:00 WIB
|
Menggati
flabot yang habis
|
S: Pasien
mengatakan mau untuk melakukan untuk dig anti flabotnya
O: pasien
mengikuti perintah perawat
|
Melati
|
|
05:00 WIB
|
Kolaborasi
obat analgesic
|
S: Pasien
mengatakan bersedia di suntik obat
intravena
O: Pasien tampak tenang di saat di suntik
anakgesik
|
Melati
|
- EVALUASI
No
|
Hari & tanggal
|
Evaluasi
|
1
|
Selasa, 24
April 2018
|
S: Pasien mengatakan nyeri pada abdomen
menjalar samapia pinggang
P:
Nyeri abdomen
Q:
Seperti di tusuk – tusuk
R:
menjalar samapi pinggang
S:
5
T:
terusan
O: pasien nampak menahan nyeri
A: nyeri akut
belum teratasi
P: berikan cara tehnik relaksasi nafas
dalamdan lanjutkan advis dokter
|
2
|
Rabu, 25 April
2018
|
S: Pasien mengatakan sudah bisa untuk
tidur walaupun tidak lama
O: Mata pasien tampak merah, pasien
tampak lemas
TTV:
TD:
180/130 mmHg
N:
80 x/m
RR:
21x/m
S:
37 C
A: setelah 3 hari dirawat masalah pasien
teratasi sebagian
P: Anjurkan pasien untuk lebih tenang dengan penyakitnya dan ciptkan
lingkungan yang aman dan nyaman
|
3
|
Kamis, 26
april 2018
|
S: Paien
mengatakan sulit untuk BAB dan kentut
O: feses
keras, perut kembung, terdapat bising usus atau peristaltic usus, feses
keras, warna kehitaman
A: masalah
kontipasi belum teratasi
P: kolaborasi
obat pencahar dengan dokter dan kolaborasi nutrisi dengan ahli gizi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar